Friday, 16 September 2016

Unknown

Semangat Api PON di Gedung Budaya Sabilulungan


          Pekan Olahraga Nasional XIX tahun 2016 (PON XIX) tinggal menghitung hari. Pembukaan akan dilangsungkan di lapangan sepakbola Gelora Bandung Lautan Api pada hari sabtu, 17 september 2016. Pada hari sebelumnya, yaitu pada hari kamis sore telah dilakukan kirab api PON XIX yang berlangsung di balai gedung budaya Sabilulungan Kabupaten Bandung. Kirab api PON XIX ini sudah berlangsung dari beberapa hari sebelumnya melewati beberapa tempat dan kota di Jawa Barat dan tepatnya pada hari kamis sore kirab api PON XIX pun tiba di Kabupaten Bandung. Setelah sebelumnya singgah terlebih dahulu di kota Cimahi, kemudian beranjak menuju ke Stadion si Jalak Harupat dan terakhir tiba di Kabupaten Bandung, tepatnya di gedung budaya sabilulungan.

          Kirab api PON XIX berlangsung pada hari kamis sore yang dipimpin langsung oleh Bapak Bupati, H. Dadang Naser didampingi wakilnya Gugun Gunawan. Sebelumnya, ada beberapa penampilan seni tradisional yang dipertontonkan dalam acara ini. Seperti yang dijelaskan oleh ibu H. Dini selaku kepala sub dinas pengembangan seni dan budaya Kabupaten Bandung. Beliau menjelaskan bahwa untuk memeriahkan acara Kirab api PON XIX ini, telah dipersiapkan kesenian tradisional sebagai sambutannya. Diantaranya ada kesenian tradisional pencak silat dan rampak kendang. Seperti yang telah disebutkan bahwa kesenian tradisional ini melibatkan seluruh paguron dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung.

          Kesenian tradisional yang ditampilkan bukanlah tanpa tujuan. Selain untuk mempertahankan budaya dan seni tradisional, kemeriahan seni tradisional tersebut juga dijadikan sebagai pemicu semangat anak muda untuk tetap bisa mencintai budaya dan kesenian tradisional. Hal tersebut juga dijelaskan oleh kepala bidang pendidikan dan kebudayaan (kabid) kabupaten Bandung, Bapak Drs. Ayep Rukmana M.Si bahwa tujuan dari kemeriahan Kirab PON XIX ini adalah sebagai semangat juang kita untuk bisa mencintai dan melestarikan kebudayaan dan kesenian di Kabupaten Bandung. Terutama ditekankan juga kepada anak muda untuk tetap  mencintai budaya lokal. Hal tersebut terbukti dari banyaknya peserta yang mengikuti kirab api PON XIX sore kemarin yang sebagian besar adalah para pelajar.

          Jika diperhatikan secara fakta, minat anak muda terhadap kesenian tradisional jelas sudah menurun. Hal tersebut dikarenakan banyaknya budaya-budaya asing yang masuk dan bercampur-baur dengan budaya lokal kita. Sehingga minat dari anak muda terhadap kesenian tradisional perlahan  mulai berkurang. Namun jika dilihat dari antusiasme para siswa yang menghadiri acara tersebut masih menandakan bahwa mereka ternyata masih peduli dengan kesenian dan budaya tradisional.

          “Anggap saja ini adalah sebuah pelajaran dan bahan pembelajaran untuk para siswa bisa mengenal kegiatan seperti ini. Terlebih karena memang ada instruksi dari bapak Bupati untuk mengerahkan para siswa untuk ikut berpartisipasi. Untuk masalah mengganggu atau tidaknya ke jam KBM, memang agak sedikit mengganggu juga. Tapi ya bagaimana lagi, dalam hal ini tentu tidak sampai dirugikan juga, karena mereka di sini juga sama-sama belajar dan menurut kami positif juga untuk anak-anak.” Ucap bapak Drs. Nunung Sumirat MM. selaku kepala sekolah SMAN 1 Soreang yang sempat kami wawancarai disela waktu senggangnya ketika menghadiri acara kirab api PON XIX di gedung budaya sabilulungan.

          Selain para pelajar, tentu diharapkan juga kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bisa ikut berpartisipasi mendukung terlaksananya gelaran PON kali ini yang berlangsung di Jawa Barat dan khususnya di Kota dan Kabupaten Bandung. Dengan tujuan supaya semua acara yang digelar untuk mendukung kelancaran PON XIX bisa terlaksana dengan baik dan sesuai dengan harapan kita juga. Tanpa dukungan dari semua pihak, tentu tidak akan menjadi sesuatu yang lengkap. Jika semua diawali dengan kebersamaan, semangat api PON tentu tidak hanya akan tertulis di kertas saja, tapi akan  merebak juga kepada semua lapisan yang ikut merasakannya. Terutama untuk para atelit yang berlaga, sebagai pelecut prestasi untuk daerah, bangsa dan Negara. 

Unknown

About Unknown -

menulis membutuhkan keseriusan dan ketulusan, yakinkan diri bahwa ketulusan itu berasal dari hati dan tetaplah berusaha serta belajar untuk membuat karya sendiri. Keep fighting sob. Follow twitter : @touralamsyah / @wikubadotkom

Subscribe to this Blog via Email :