Pindang merupakan salah
satu cara pengolahan ikan dengan cara direbus dan digarami. Ada banyak jenis
ikan yang dijadikan sebagai olahan pindang, diantaranya ikan tongkol, ikan tuna
dan ikan bandeng. Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang menjadikan
pengolahan ikan pindang ini sebagai mata pencaharian dan kegiatan mereka
sehari-harinya. Salah satu contohnya adalah sentra
pindang bandeng yang berada di Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten
Bandung. Sentra pindang bandeng ini sudah ada sejak dulu dan menjadi mata
pencaharian masyarakat yang berada di kawasan ini. Diantaranya meliputi kampung
Cinangka dan kampung Cimala.
Di kawasan ini, produksi ikan pindang bandeng hampir ada di setiap rumah. Sudah sejak lama masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pembuat ikan pindang bandeng. Selain ada sebagian yang berprofesi sebagai petani dan profesi lainnya, namun disela waktu senggang mereka juga memproduksi ikan pindang bandeng dan ikut memasarkannya juga. Tidak salah jika kawasan ini disebut sebagai sentra pindang bandeng, karena memang dominan masyarakatnya adalah pembuat ikan pindang bandeng.
Seperti yang dijelaskan
oleh Kasi (Kepala Seksi) Ekonomi desa Cukanggenteng, Ibu Lilis Fitrianti. Sudah
lebih dari 20 tahun kegiatan membuat ikan pindang bandeng ini berlangsung. “Ya,
bahkan mungkin ketika saya belum lahir pun kegiatan membuat ikan pindang ini
sudah ada.” Ucapnya ketika tim wikuba menemuinya di desa Cukanggenteng yang
letaknya bersebrangan dengan sentra pindang bandeng.
Ibu Lilis juga
menjelaskan bahwa semakin hari, pembuatan ikan pindang bandeng ini mengalami
peningkatan meskipun belum signifikan. Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah
desa untuk terus mendukung kegiatan masyarakat ini, diantaranya memberikan
latihan tentang cara pengemasan, dengan tujuan agar kemasan yang dibuat bisa
lebih menarik dan untuk mendukung agar usaha masyarakat ini bisa tetap bertahan.
Pemerintah desa juga memberikan bantuan berupa modal dari BUMDES kepada
masyarakat yang membutuhkan. Namun tidak semua masyarakat pembuat ikan pindang
ini bisa mendapatkan modal, karena memang modal yang disediakan sangat terbatas
dan khusus untuk yang benar-benar membutuhkan. Jadi dalam hal ini ada semacam
seleksi yang dilakukan oleh pihak desa untuk mencari masyarakat pengusaha ikan
pindang yang berhak mendapatkan bantuan modal.
Ikan
pindang memang sudah terkenal dikalangan masyarakat. Banyak yang menjadikan
ikan pindang sebagai menu utama untuk makan setiap harinya. Namun dibalik
terciptanya menu ikan pindang, tentu kepopulerannya tidak akan bisa lepas juga
dari para produsen dan penjual ikan pindang. Misalnya adalah bapak Pardi (65)
yang tinggal di Kampung Cimala Rw 08/07 Desa Cukanggenteng Kecamatan Pasir
Jambu, Kabupaten Bandung. Sudah lebih dari 20 tahun Pak Pardi menjual ikan
pindang bandeng ini. Selain menjual, Pak Pardi juga memproduksi dan membuat
ikan pindang bandeng ini secara pribadi. Beliau memasarkan ikan pindang bandeng
ini di kawasan pasar Cilokotot, Margahayu. Dalam satu hari, Pak Pardi bisa
menghabiskan 40 kg bahan ikan dengan harga jual dimulai dari Rp 5.000,00 dan
untuk harga dilihat tergantung dari besar dan kecilnya ukuran ikan yang dijual.
Dari
hari ke hari, konsumsi masyarakat akan ikan pindang ini relatif tidak menurun.
Karena memang sudah menjadi konsumsi penting juga sebagai teman nasi untuk
makan kita. Ada beberapa faktor juga yang membuat sentra ikan pindang ini tetap
bertahan dengan waktu yang cukup lama. Selain harganya yang ekonomis, cara
memproduksi ikan pindang ini dinilai selalu konsisten dari waktu ke waktu, baik
didalam cara pengemasan dan juga rasa. Setidaknya usaha yang dilakukan
masyarakat sejak berpuluh-puluh tahun sebelumnya ini telah sangat memberikan
sesuatu yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup masyarakat di kawasan ini. Tak
terkecuali adalah sebagai warisan untuk anak-anak serta cucu mereka nanti.
Tentu sebuah harapan ditanamkan kepada mereka untuk tetap bisa mengembangkan
dan memajukan usaha pembuatan ikan pindang ini.