Cibuni? Dimananakah
Cibuni berada? Nama Cibuni yang mungkin terlintas dalam benak kita adalah
tentang tempat wisata kawahnya yang luar biasa. Memang tidak salah juga, karena
Cibuni sampai saat ini begitu terkenal dengan wisata kawahnya, yaitu Kawah
Rengganis yang berada di kaki gunung Patuha. Namun di dalam bacaan kami ini,
kami tidak akan membahas tentang kawahnya, tetapi akan membahas perjalanan Tim
Wikuba menyusuri daerah Selatan Kota Bandung atau tepatnya daerah selatan pulau
Jawa selama satu hari. Yang di mulai dari Kota Bandung (Katapang) menyusuri
pantai Selatan dengan rute Cianjur (Naringgul), Cidaun, Garut, Ranca Buaya,
Cisewu, Pangalengan dan sampai kembali di kota Bandung (Katapang). Nama Cibuni terlintas
dalam pemikiran kami untuk dijadikan judul utama dalam artikel ini. Kami
terpesona dengan keindahan alamnya. Terutama karena keindahan perkebunan teh
dan hutan-hutannya. Selain itu kami juga kagum dengan kondisi jalan serta
tekstur pegunungannya yang tentu sayang sekali jika dilewatkan.
Seperti yang kita
ketahui, daerah Cibuni terbentang dengan perkebunan tehnya yang luas, yang
berada di selatan kota Bandung. Tepatnya masih di kawasan wisata Ciwidey,
Kabupaten Bandung. Nama Cibuni trip
kami adopsi dari setiap perjalanan kami yang melewati beberapa tempat wisata di
daerah Ciwidey sampai kepada perbatasan Cibuni dan Naringgul (Cianjur).
Khususnya adalah karena keindahan alam dari Cibuni itu sendiri.
Dalam perjalanan ini,
kami mengambil rute perjalanan dimulai dari kota Bandung (Katapang) menuju ke
jalur selatan wisata Ciwidey. Dalam perjalanan kami melewati banyak destinasi
wisata yng berada di kota Ciwidey. Dimulai dari Wisata Kawah Putih, Ciwidey
Valley Resort, pemandian air panas Cimanggu, Kampung Cai Rancaupas, pemandian
air panas Ranca Walini, Situ Patengan dan masih banyak yang lainnya. Hingga
sampailah kami di perkebunan teh Cibuni.
Awal
sebenarnya, tujuan kami datang ke Cibuni adalah untuk membuat tulisan tentang
Cibuni dan keindahan alamnya saja. Trip
kami menyusuri pantai selatan memang terbilang dadakan dan tanpa rencana,
hingga tercetuslah nama Cibuni trip. Karena sebelumnya memang tidak ada
rencana, mengingat tim kami yang meliput dan datang ke Cibuni hanya dua orang
saja. Namun rasa kagum kami terhadap keindahan alam di sekitar Cibuni seakan
menghipnotis kami untuk tetap meneruskan perjalanan menyusuri perkebunan teh
dan hutannya serta jalanannya yang sepi dan tenang itu. Hingga tanpa terasa
sampailah kami di perbatasan kabupaten Bandung, tepatnya di Kecamatan Naringgul,
kabupaten Cianjur. Ini pun menjadi pengalaman kami karena ini adalah kali
pertama kami memasuki Naringgul. Kami sempat berbincang dengan salah satu
pemilik warung yang berada di sana. Awalnya kami hendak pulang kembali menuju
Cibuni, namun kami penasaran dengan perjalanan menuju pantai-pantai yang ada di
selatan ini dan penasaran juga dengan cerita-cerita teman tentang perjalanan
touring mereka menyusuri kawasan ini, salah satunya adalah menuju pantai
Jayanti dan Ranca Buaya. “Perjalanan menuju pantai Jayanti dari sini kurang
lebih sekitar 3 jam.” Ucap pemilik warung tersebut ketika kami tanyai mengenai
lamanya waktu yang akan kita tempuh menuju pantai Jayanti tersebut.
*Perjalanan
Cibuni menuju Naringgul
Perjalanan
untuk kali pertama ini sangat melelahkan, karena kami harus melewati jalanan yang
terjal dengan turunan dan tanjakan yang sangat tajam. Serta banyak kelokan yang
kami pikir sangatlah berbahaya dan rawan jika dilalui oleh kendaraan, apalagi
kendaraan roda empat. Tentu untuk kalian yang sudah terbiasa mungkin akan
baik-baik saja melewat rute yang seperti itu dan disini kami berusaha untuk
membiasakannya juga. Dari kondisi jalan yang kami lewati, untuk kami sendiri
kondisi jalan masih sangat normal, meskipun ada jalanan yang berlubang
dibeberapa titik, namun untuk keseluruhan tidak terlalu buruk. Namun ada
pamandangan menarik yang kami dapati ketika melewati beberapa titik jalan di
Naringgul. Mungkin untuk kalian yang melewati jalur ini akan mengalami hal yang
sama juga. Kami sempat diberhentikan oleh beberapa pemuda yang sedang
memperbaiki jalanan yang rusak. Tidak terpikir sebelumnya jika kami akan
diberhentikan begitu saja. Awalnya salah satu pemuda yang menghentikan kami itu
berdalih untuk meminta sumbangan untuk memperbaiki jalanan rusak tersebut.
Tanpa pikir panjang kami pun memberi mereka uang yang memang tidak seberapa.
Namun yang kami sayangkan adalah kondisi penghentian kami yang terkesan sedikit
memaksa. Ada sekitar empat kali kami mengalami kejadian seperti itu sepanjang
perjalanan kami dari Naringgul. Kalaupun di tempat lain ada, mereka hanya
bermodalkan kaleng atau kardus saja untuk meminta sumbangan ala kadarnya. Dalam
artian seikhlasnya saja, mau memberi ataupun tidak, itu bukan jadi masalah. Karena
intinya adalah keihklasan mereka untuk membantu setiap orang termasuk pendatang
untuk tetap nyaman melewati wilayah mereka. Kami menyayangkan juga kalau
seandainya hal tersebut dibiarkan dan dijadikan sebagai sebuah profesi,
terutama oleh para pemuda penerus bangsa yang tenaganya sangat dibutuhkan lebih
dari itu. Harapan terbesar kami tentulah kepada para pemerintah yang berkuasa
untuk lebih memperhatikan keadaan masyarakatnya, lebih tepatnya aksi blusukan harus lebih
ditingkatkan untuk mengetahui kondisi masyarakat sebenarnya. Semoga.
*Keindahan
Panorama Kawasan Naringgul
Jika
kita pernah melintasi kawasan ini, tentu kita mengetahui seberapa indah
panorama alamnya. Di sini kita disuguhkan juga oleh keindahan alam pegunungan
dan kondisi masyarakatnya yang dominan berprofesi sebagai petani. Banyak lahan
sawah yang ditanami padi dan ladang yang ditanami berbagai macam sayuran yang
menarik untuk kita lihat. Kami sangat takjub juga dengan panorama air terjun
yang bisa kita lihat di sepanjang perjalanan dari kawasan Naringgul ini yang
tentu akan menghipnotis mata kita.
*Tiba
di Cidaun Menuju ke Tempat Wisata Pantai Jayanti
Setelah
melewati jalanan yang terjal, akhirnya kami bisa menghirup udara segar dengan
jalanan yang datar menuju Cidaun. Namun udara panas sudah mulai terasa ketika
memasuki kawasan Cidaun ini. Bibir pantai selatan pun sudah bisa dilihat oleh
mata dan tanpa terasa waktu 3 jam pun berhasil kami lalui. Perjalanan kami
sangat tidak sia-sia. Rasa panas dan lelah karena belum makan pun terobati
dengan keindahan pantai Jayanti yang menakjubkan. Selama hampir satu jam kami
berada di pantai Jayanti untuk menikmati udara laut di siang hari. Kami tiba di
wisata pantai Jayanti sekitar pukul 13.00 dan melanjutkan kembali perjalanan
kami pada pukul 14.00 untuk menuju ke Ranca Buaya, Garut.
Sekedar
info saja, untuk masuk ke pantai Jayanti kita dikenakan biaya tiket masuk.
Untuk satu motor biaya masuknya sebesar Rp 7.000,00 dan untuk kendaraan roda
empat sebesar Rp 20.000. Murah bukan?
Dimana lagi kita bisa menikmati keindahan pantai alami nan indah dengan biaya murah. kami
perhatikan kondisi dari pantai Jayanti ini masih sangat terawatt dan terbilang bersih.
Tidak ada salahnya juga dari jauh-jauh hari untuk mempersiapkan liburan kita menuju ke pantai Jayanti.
Perjalanan kami belum
terhenti sampai di situ saja. Kami masih akan melanjutkan perjalanan untuk
pulang kembali menuju Bandung. Tentunya keindahan alam pemberian sang Khalik ini
membuat kami merenungkan ciptaan-Nya. Betapa maha pengasih dan penyayangnya Dia
terhadap kita sebagai manusia yang tidak mempunyai kuasa apapun. Sungguh kita
akan menundukan kepala dan berdoa, semoga masih banyak keindahan-Nya yang bisa kami
lihat, tidak hanya di sini. Tapi bahkan
bisa mencapai ke pelosok negeri dan bahkan seluruh penjuru dunia. Untuk
memberitahukan bahwa semua ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia. Amin.
Baca Juga : Cibuni Trip Part 2 From Bandung to Bandung
Baca Juga : Cibuni Trip Part 2 From Bandung to Bandung