Upaya perbaikan infrastuktur diberbagai sektor terus digiatkan oleh pemerintah. Tidak terkecuali untuk perbaikan jalan sebagai akses masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun apa jadinya jika masih terdapat jalan yang rusak, berlubang atau bahkan tidak layak? Masalah seperti ini pastinya sering kita temukan di sekitar kita. Salah satu contohnya berada di Desa Banyusari, Wates Rw 01/02 Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung.
Menurut pantauan tim wikuba (Mahar dan Agung), di daerah tersebut terdapat jalan yang rusak dan kebetulan juga salah satu dari kami sering melintasi daerah tersebut. Mungkin kondisi ini hanya sepenggal cerita tentang jalan yang rusak. Jika dilihat dan diperhatikan, kondisi jalannya tidak beraspal (sebagian) dan tidak di-cor semen, hanya bebatuan dan kerikil saja yang jelas terpasang diatas tanahnya. Untuk saat ini kondisi tersebut terbilang lebih baik (katanya). Namun bukan baik juga jika kondisi tersebut menimbulkan dampak negatif, terutama untuk masyarakat yang sering melintasi jalan tersebut. Seperti yang disebutkan oleh salah satu warga, bahwa sering terjadi kecelakaan (jatuh) dari motor. Hal itu diakibatkan karena jika hujan turun, sebagian jalan tergenang oleh air yang mengakibatkan jalan menjadi becek dan licin serta mengganggu pandangan pengendara motor, terutama jika hujan turun dimalam hari. Maka tak khayal, jatuh dari motor pun sering dilihat oleh warga yang kebetulan ada di lokasi tersebut.
“Sebetulnya sudah lama jalan ini tidak diperbaiki, janjinya sudah dari tahun 2015 mau diperbaiki tapi sampai sekarang belum terealisasi.” Ucap Ibu Jua salah satu warga yang kebetulan posisi rumahnya berada didepan jalan rusak tersebut.
Tidak hanya dari ibu Jua saja yang menyampaikan pendapatnya, Mahar dan Agung juga bertanya kepada beberapa warga yang kebetulan melintas di jalan tersebut. Bahkan mereka terpaksa menghentikan beberapa pengendara untuk dimintai pendapatnya mengenai jalan rusak tersebut. Kebanyakan yang mereka temui adalah pengendara roda dua, karena dominan yang melintas disana adalah para pengendara roda dua. Jika diperhatikan dan diambil simpulan dari pendapat mereka (mungkin kita juga setuju jika melintas dijalan yang rusak itu), adalah berharap agar jalan yang rusak dan dimanapun lokasinya bisa segera diperbaiki dan menjadi perhatian ekstra untuk instansi terkait, mengingat semakin banyaknya aktifitas masyarakat yang terganggu karena kondisi jalan yang rusak itu. Salah satu contohnya adalah aktifitas anak-anak sekolah yang setiap pagi dan sore melintas di jalan itu.
Salah satu pengendara roda dua lainnya bernama Ardi (29), Ardi mengeluhkan juga mengenai kondisi jalan yang rusak. Harapannya pun tentu sama, yaitu agar cepat-cepat bisa diperbaiki supaya tidak banyak merugikan pengguna jalan. Begitu juga dengan Yuli (18) yang berharap ada perbaikan juga, karena menurutnya kondisi jalan yang rusak sangat mengganggu perjalanan setiap pengendara.
Jika dilihat banyak dari kebanyakan masyarakat dan pengguna jalan yang ada, mereka mengeluhkan kondisi jalan yang tidak semestinya seperti itu, ditengah gencarnya pembangunan infrastruktur yang digiatkan oleh pemerintah. Karena jika dilihat secara fakta, daerah lain sebetulnya sudah banyak melakukan perbaikan jalan, bahkan sudah mencapai ke pelosok-pelosok desa, meskipun belum 100% terlaksana. Namun tetap kita harus memberikan apresiasi bagi para pemegang kendali yang menepati janji. Perlu ada penjelasan yang jelas juga kepada masyarakat mengenai hal yang seperti ini, agar tidak timbul pendapat-pendapat yang negatif terhadap para pemegang kendali. Semoga menjadi pemikiran kita bersama untuk mencapai sebuah tujuan yang bahagia, tentu semua itu adalah cita-cita kita bersama, untuk membuat nyaman anak cucu kita, untuk menghindarkan fitnah bahwa para pemegang kendali memang jujur apa adanya. Semoga.