Ciwidey selalu identik dengan tempat wisata. Banyak
tempat wisata yang bisa dikunjungi. Mulai dari wisata kecil, hingga wisata yang
besar. Salah satunya adalah jembatan kereta api Rancagoong. Bila diperhatikan,
jembatan tersebut memang bukan untuk tempat wisata. Hanya sebagai jembatan
kereta api dan jalan umum biasa. Jembatan Rancagoong merupakan salah satu
jembatan kereta api yang ada di Ciwidey dan salah satu jembatan kereta
terpanjang di kota Bandung. Memiliki panjang lebih dari 120 meter dan tinggi
lebih dari 40 meter. Terletak di Kampung Gombong Rt 01/13 Desa Sukajadi
Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Jembatan tersebut terlihat kokoh dan sudah
digunakan sejak lama oleh masyarakat sebagai penghubung antara dua desa berbeda,
yaitu kampung Gombong Desa Sukajadi dan kampung Rancagoong Desa Cikoneng.
Jembatan Rancagoong merupakan jembatan kereta api
tertua peninggalan Kolonial Belanda yang dibangun sekitar tahun 1923. Banyak
masyarakat menggunakan jembatan ini sebagai penghubung roda ekonomi, terutama
ketika pemerintah Hindia Belanda masih berkuasa. Jalan kereta api ini merupakan
akses untuk angkut barang dan manusia. Namun itu dulu, beberapa puluh tahun
yang lalu. Sekarang, jalur kereta api tersebut sudah tidak difungsikan lagi.
Beberapa tempat dan sarana kereta api sudah beralih fungsi menjadi permukiman.
Namun ada wacana bahwa tahun 2020 kereta api yang menghubungkan kota Bandung
dan Ciwidey ini akan difungsikan kembali.
Sampai
saat ini kondisi jembatan tersebut masih terlihat asli. Mulai dari ornamen dan
struktur bangunannya. Hanya struktur besinya saja yang sudah terlihat berkarat.
Namun dari keseluruhan, jembatan kereta ini masih kuat bertahan. Jika dilihat
dari atas, kamu akan melihat pemandangan berupa sawah dan sungai.
Menurut Bapak Adi (65 tahun), warga sukatani Desa Cikoneng, jembatan ini sudah menjadi primadona bagi warga sekitar. Sejak dulu, jembatan ini sudah dijadikan sebagai tempat hiburan gratis bagi warga. Bahkan jembatan ini pernah dijadikan sebagai lokasi syuting film bertema kemerdekaan. Ada juga masyarakat yang menggunakan jembatan ini untuk foto pernikahan atau hanya sekedar foto selfie untuk pribadi.
Bahkan kabar terbaru, jembatan ini sering dijadikan aktivitas oleh para pecinta alam, yaitu aktivitas panjat tebing. Banyak masyarakat mulai dari mahasiswa, siswa sekolah, masyarakat umum, serta tentara sering menggunakan jembatan ini untuk berlatih panjat tebing. Akhir-akhir ini kegiatan tersebut perlahan menurun dikarenakan sering terjadi insiden kecelakaan bahkan sampai menelan korban jiwa. Namun hal itu tidak menurunkan niat para pecinta alam untuk tetap berlatih panjat tebing di jembatan Rancagoong ini. Meskipun demikian, bagi para pecinta alam yang ingin berlatih panjat tebing harus memiliki ijin resmi dari aparat desa setempat. Kalau tidak, jangan harap bisa berlatih panjat tebing di jembatan Rancagoong ini.
Untuk anak-anak di wilayah pedesaan yang lahir
di tahun 90-an, mengunjungi tempat ini menjadi kenangan tersendiri. Teringat
ketika bulan suci ramadhan tiba, jembatan ini sangat ramai dikunjungi oleh
anak-anak dari berbagai kampung. Untuk sekedar menghabiskan waktu sore atau
istilah sundanya adalah ngabuburit. Mereka berbaur menjadi satu keramaian yang
luar biasa. Dulu teknologi belum semaju sekarang, tidak ada selfie atau update
status di media sosial. Hanya interaksi alami yang terjadi antara satu orang
dengan yang lainnya. Istilahnya, jembatan kereta api ini hanya digunakan untuk
temu kangen saja. Baik dengan teman atau kenalan spesial dari kampung sebelah.
Hal itu pasti membuat kita terharu dan teringat kembali akan masa-masa dimana kebersamaan masih terjalin kuat. Tawa dan canda, suka dan duka.. Semua bercampur menjadi satu kekuatan untuk membuat jalinan kebersamaan ini tetap utuh. Tidak saling menjatuhkan tapi saling membangkitkan. Semoga hal itu masih tetap ada dan terus bertahan selamanya.
Semoga membantu dan bermanfaat.